TUGAS MAKALAH
BAHASA INDONESIA
PARAGRAF
DOSEN PENGAMPU :
Siti Ansoriah, S.Pd
DISUSUN OLEH :
Rizka Dwie Suci Wulandari/3315160775/Pendidikan
Kimia
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “ PARAGRAF “
pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas petunjuk dan risalahNya,
yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa
restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami
memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.
Terima kasih
kepada Ibu Siti selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas membuat
makalah kepada kami semua. Terima kasih juga kepada teman-teman yang
telah banyak membantu baik dengan tenaga maupun fikiran sehingga makalah ini
dapat tersusun dengan cepat.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas. Kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik
lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Jakarta, Maret 2017
(Penulis, dkk)
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 1
C. Tujuan.................................................................................................................. 1
D.
Manfaat................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A. Pengertian Paragraf............................................................................................. 2
1. Ciri paragraf................................................................................................... 2
2. Fungsi paragraf.............................................................................................. 3
B. Syarat Paragraf.................................................................................................... 3
1. Kesatuan paragraf.......................................................................................... 3
2. Kepaduan Paragraf........................................................................................ 3
3. Kelengkapan Paragraf................................................................................... 3
C. Struktur Paragraf................................................................................................. 3
D. Jenis-jenis Paragraf.............................................................................................. 4
E. Unsur-unsur Paragaraf......................................................................................... 9
F.
Pengembangan
Paragraf...................................................................................... 10
1.
Pengembangan
paragaraf dengan penggunaan ungkapan............................. 10
2.
Pengembangan
paragaraf menurut teknik pemaparan................................... 11
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 12
B.
Saran.................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama
membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam
bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu
kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat
lain yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sebuah karangan yang membangun
satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf adalah bagian dalam suatu
karangan yang mengandung satu gagasan pokok atau pikiran utama dan beberapa
gagasan penjelas. Paragraf dapat pula diartikan sebagai suatu kesatuan pikiran
yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Dalam upaya
menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah
kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya
kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan
hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam
itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas
dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah
memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya
terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian paragraf?
2. Bagaimana
struktur sebuah paragraf?
3. Bagaimana
syarat-syarat dalam pembuatan paragraf?
4. Apa
saja jenis-jenis paragraf?
5. Bagaimana
cara mengembangkan sebuah paragraf?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian paragraf.
2. Mengetahui
bagaimana struktur paragarf.
3. Mengetahui
apa saja syarat-syarat membuat paragraf.
4. Mengetahui
jenis-jenis paragraf.
5. Mengetahui
cara mengembangkan paragraf.
D.
Manfaat
Agar kita
dapat mengetahui lebih dalam apa itu paragraf, struktur paragraf, syarat-syarat
membuat paragraf, cara mengembangkan paragraf dan jenis-jenis paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paragraf
Apa itu paragraf? Banyak definisi
tentang paragraf yang dikemukakan oleh para ahli bahasa. Widjono (2012 : 222)
menjelaskan bahwa paragraph merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri dari
beberapa kalimat yang tersusun secara terpadu,runtut,logis, dan merupakan
kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, dan berstruktur. Struktur dalam
konteks ini berupa struktur paragraph, meliputi kalimat topik, kalimat pendukung
1, kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, dan kalimat konklusi. Dalam
paragraf, susunan kalimat terdiri dari satuan informasi yang didalamnya
terdapat pikiran utama sebagai topik dan pikiran penjelas sebagai pendukung dan
pengendali pengembangan topik, dan diakhiri dnegan kalimat konklusi atau
kalimat penegas.
Jadi, Paragraf atau
alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf,
yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung
gagasan tunggal paragraf.
Kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai ketertarikan dalam membentuk
gagasan atau topik tersebut, Sebuah paragraf biasanya terdiri dari kumpulan
kalimat yang berisi kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat penjelas.
Bagaimana dengan paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat? Apakah bisa
disebut juga sebagai paragraf?
Paragraf yang terdiri atas satu
kalimat berarti tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan. Sebagai kesatuan
gagasan suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaknya dibangun
dengan sekelompok kalimat yang saling terkait. Namun, sekalipun tidak sempurna,
paragraf yang terdiri atas satu kalimat ini dapat berfungsi sebagai peralihan
antarparagraf. Jadi, sebuah paragraf dapat terdiri dari sebuah kalimat, dua
buah kalimat, atau lebih dari dua buah kalimat. Paragraf yang berisi dari
banyak kalimat, seluruh kalimatnya merujuk pada satu gagasan yang sama atau
masih berkaitan dengan gagasan utama.
1.
Ciri
Paragraf
Widjono (2012: 222) dalam hal ini
memberikan beberapa ciri paragraph, diantaranya:
a. Kalimat pertama bertakuk ke dalam
lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan
ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya makalah, skripsi, tesis
dan disertasi. Karangan yang berbentuk lurus dan tidak bertakuk (Block Style)
ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak
antarbaris lainnya.
b. Paragraf menggunakan pikiran utama
(gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik. Kalimat topik dapat
ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan akhir.
c. Paragraf hanya berisi satu kalimat
topik. Kalimat topik yang terdapat pada posisi awal dan akhir itu berisi
gagasan yang sama. Kalimat topik pada akhir paragraf menegaskan gagasan kalimat
topik pada posisi awal. Paragraf dengan dua kalimat topik itu dilakukan pada
paragraf dengan jumlah kalimat banyak, missal 6 s.d. 10 buah kalimat.
2.
Fungsi
Paragraf
Dalam sebuah bahasa tulis yang utuh,
paragraf juga memiliki fungsi, yakni:
a. Untuk menandai pembukaan atau
gagasan baru;
b. Mengekspresikan gagasan tertulis ke
dalam serangkaian kalimat yang terssusun secara logis dan terstruktur;
c. Menandai peralihan gagasan baru;
d. Sebagai pengembang lebih lanjut
tentang ide sebelumnya;
e. Sebagai penegasan terhadap gagasan
yang diungkapkan terlebih dahulu.
B.
Syarat Paragraf
Paragraf yang
efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
1. Kesatuan
Paragraf
Sebuah paragraf
dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya
membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf
terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti
dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2. Kepaduan
Paragraf
Untuk
dapat mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah kemapuan
merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Bagaimana agar
kalimat-kalimat dapat bertahan secara logis dan padu? Gunakan kata penghubung.
Terdapat
dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata
penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang
menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan kata penghubung
antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat
lainnya ( Ninik,2009: 154).
3. Kelengkapan Paragraf
Kelengkapan
ditandai dengan ketuntasan informasi yang diperoleh pembaca setelah selesai membaca
sebuah paragraf. Informasi yang disampaikan tidak menggantung.
Sebuah
paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat
penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat topik.
Ciri-ciri kalimat penjelas, yakni berisi penjelasan berupa rincian, keterangan,
contoh, dan lain-lain. Kalimat penjelas juga sering memerlukan bantuan kata
penghubung.
C.
Struktur Paragraf
Paragraf
terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok
alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama.
a. Ciri kalimat topik :
1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan
lebih lanjut
2.
Mengandung
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3.
Mempunyai arti
yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
b. Ciri kalimat pendukung :
1.
Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2.
Arti kalimatnya
baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung
atau frasa penghubung atau kalimat transisi
4.
Isinya berupa
rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat
topik
Untuk
mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.
Posisi Paragraf
Sebuah karangan
dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan
ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf.
Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak
bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat
dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah
paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan
secara utuh dan lengkap.
2.
Struktur Paragraf
Mendapatkan
banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf
dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
2. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat
topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
3. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat
pengembang, dan kalimat penegas.
4. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat
topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat
topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat
pengembang.
7. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat
topik.
D.
Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari
paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut
posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam
karangan.
1.
Jenis paragraf
menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena
berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam
paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan
memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik,
paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf
induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
a. Kalimat topik pada awal paragraf (Paragraf Deduktif)
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal
paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu,
lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf
(urutan umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
"Influenza merupakan penyakit infeksi
yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. Infeksi tersebuut disebabkan oleh
virus parainfluenza yang menyebar melalui udara dan cairan yang keluar dari
hidung dan mulut penderita. Infeksi yang terjadi dalam tubuh akan menimbulkan
gejala dalam waktu 48 jam. Umumnya gejala itu, antara lain, berupa demam, sakit
kepala, nyeri otot, dan sakit tenggorok.”
b. Kalimat topik pada akhir paragraf (Paragraf Induktif)
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf
induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah
diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contohnya:
"Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak
Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya,
malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5
hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti
mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga
berkebun kakao. Maka, tidaklah heran
apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.”
c. Kalimat topik pada awal dan akhir paragraph (Paragraf Deduktif-Induktif)
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah
paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan
atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
" Pemerintah menyadari bahwa
rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari
pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat.
Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang
kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."
d. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat
atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang
satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam
uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan
udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara
ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi
yang segar sepuas-puasku."
e. Kalimat topik pada pertengahan
paragraf
Paragraf dengan kalimat topik berada
di tengah, berarti diawali denngan
kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. Penalaran ini
menggunakan pola penalaran induktif-deduktif.
Contohnya :
“ Apabila Anda berkunjung ke Kartasura, jangan lupa singgah di
rumah makan Mbah semar. Di situ Anda akan menemukan hidangan garang asem yang
rasanya “maut”. Garang asem rumah makan
Mbah semar benar-benar menawarkan rasa yang sangat khas. Daging ayam
kampong yang empuk terendam dalam kuah santan yang disisipi rasa pedas cabe
rawit serta asam belimbing wuluh dan tomat hijau. Kuah itu terasa sangat gurih
Karena sebelum dibungkus daun pisang dan dikukus, garang asemm disiram isi
telur ayam. Kuah yang tercampur putih dan kuning telur menjadi kental dna
terasa makin gurih.”
2.
Jenis Paragraf
Menurut Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud
penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan
disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya
cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang
juga.
a. Paragraf
deskripsi
Paragraf
deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan
tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk
melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh
paragraf deskripsi :
Dari
balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti
perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang
kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung.
Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh
semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
b. Paragraf
proses
Paragraf
proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya
tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian
atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf
efektif
Paragraf
efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya
terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak
boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
3.
Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
a. Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan
untuk:
menghantar pokok pembicaraan
menarik minat pembaca
menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf
pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf
pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu
bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf
pembuka,yaitu:
Kutipan, peribahasa, anekdot
Pentingnya pokok pembicaraan
Pendapat atau pernyataan seseorang
Uraian tentang pengalaman pribadi
Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
Sebuah pertanyaan.
b.
Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya
telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat
difungsikan untuk:
Mengemukakan inti persoalan
Memberikan ilustrasi
Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
Meringkas paragraf sebelumnya
Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
c. Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh
karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar
lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan.
Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut:
sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlalu psnjsng
isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian
sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.
E.
Unsur-Unsur Paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus
memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat
berfungsi dengan sebagaimana mestinya.
1. Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau
pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea
atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat
terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok
pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2.
Kalimat utama atau pikiran utama,
merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama
merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu
bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
·
Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
·
Induktif
: kalimat utama diletakan di akhir anilea
·
Variatif
: kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
·
Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
3. Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai
penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi
gagasan penjelas.
4. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan
yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
·
Provokatif (menarik)
·
Berbentuk frase
·
Relevan (sesuai dengan isi)
·
Logis
· Spesifik
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau
sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung
dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang), tiga unsur,
dan mungkin empat unsur.
F.
Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa
kalimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan
beberapa paragraf demi paragraf. Pengembangan paragraf tentunya didasarkan pada
gagasan utama dan pikiran utama. Agar gagasan sampai kepada pembaca, penulis memerlukan
strategi menulis paragraf, yaitu cara dan upaya yang dapat memikat pembaca.
Pengembangan paragraf dapat dilakukan melalui dua
cara, yakni dengan penggunaan ungkapan dan teknik pemaparan. Paragraf dapat
dikembangkan dengan menggunakan ungkapan terbagi menjadi tujuh, yakni
pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi dan
klasifikasi. Pengembanngan paragraf dengan teknik pemaparan terbagi menjadi
lima, yaklni naratif, deskriptif, argumentatif, ekspositoris, dan persuasif.
1.
Pengembangan paragraf dengan penggunaan ungkapan
a)
Pengembangan
paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan,
seperti berbeda dengan, bertentangan
dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
b) Perbandingan dapat menjadi salah satu cara
mengembangkan paragraf. Ungkapan yang biasa digunakan, seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian
juga, ama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
c) Mengembangkan paragraf dapat juga dengan cara analogi.
Analogi merupakan bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek
lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya pengembangan analogi
dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan, yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
d) Kata seperti,
misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan pengembangan
dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
e) Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat
dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun segi
akibat. Ungkapan yang digunakan, yaitu padahal,
akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
f) Adalah, yaitu, ialah, merupakan kata-kata yang
digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu
yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda. Yaitu digunakan jika sesuatu
yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat. Jika akan
menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah
yang digunakan, dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yang dipakai.
g)
Cara klasifikasi
adalah pengembangan pragraf melalui penngelompokkan berdasarkan ciri-ciri
tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan, yaitu dibagi menjadi,digolongkan menjadi, terbagi
menjadi, dan mengklasifikasikan.
2.
Pengembangan paragraf menurut teknik pemaparan
a)
Naratif. Karangan
narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah
karangan narassi atau paragraf narasi banyak ditemukan dalam novel, cerpen,
atau hikayat.
b)
Deskriptif.
Paragraf ini disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini
melukiskan apa saja yang tertangkap pancaindra. Jadi, paragraf ini bersifat
tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dpat berurutan dari atas ke bawah
atau dari kiri ke kanan.
c)
Argumentatif.
Teknik pemaparan paragraf yang satu ini memiliki sifat persuasi, yakni bersifat
membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu haka tau objek. Hal atau objek
yang dimaksud biasanya berupa pendpat atau opini suatu pernyataan atau
pemberitaan. Namun, perbedaannya dengan paragraf persuasif, paragraf ini
menggunakan perkembangan analisis yang dlaam meyakinkan pembaca dibutuhkan
kehadiran fakta-fakta.
d)
Ekspositoris.
Paragraf dengan teknik pemaparan yang dilakukan secara bertahap, melalui
proses, atau kronologis dalam mengembangkan paragraf. Paragraf ekspositoris
biasanya dipaparkan secara matematis atau berurutan terhadap suatu hal atau
objek yang dikembangkan.
e)
Persuasif. Teknik
pemaparan ini dilakukan dengan cara mengajak, mengimbau, atau membujuk pembaca.
Tujuan mengembangkan paragraf dengan teknik persuasif ini adalah untuk
memengaruhi pembaca atau pendengar agar bersedia melakukan apa yang diminta
penulis atau pembicara dengan menyajikan kelebihan yang dimiliki hal atau objek
yang dibicarakan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Paragraf atau
alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Dalam upaya
menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah
kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal). Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya
terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Paragraf yang
efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
Pengembangan paragraf sangat
berkaitan erat dengan posisi
kalimat topik karena kalimat topiklah yang
mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Selain kalimat topik,
pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan
dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf
penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena
misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda.
Metode atau cara
pengembangan paragraf akan
bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan. Pengembangan paragraf dapat dilakukan melalui dua
cara, yakni dengan penggunaan ungkapan dan teknik pemaparan. Paragraf dapat
dikembangkan dengan menggunakan ungkapan terbagi menjadi tujuh, yakni
pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi dan
klasifikasi. Pengembanngan paragraf dnegan teknik pemaparan terbagi menjadi
lima, yaklni naratif, deskriptif, argumentatif, ekspositoris, dan persuasif. Setelah mempertimbangkan faktor tersebut barulah kita memilih salah satu
cara pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Di dalam mengarang, metode pengembangan paragraf
tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si
penulisnya.
Paragraf
memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf
yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat
topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
B. Saran
Jadi, untuk membuat karangan,
cerita, maupun informasi-informasi yang penting perlu menggunakan paragraf yang
baik, dan disampaikan secara runtun yaitu dengan menggunakan kalimat-kalimat
yang saling berhubungan. Sehingga apa yang ingin kita sampaikan bisa dimengerti
oleh pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Pengajar Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia.
(2005). Bahasa Indonesia. Jakarta: UNJ.
Wahyu R.N, T. (2006). Bahsa Indonesia. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Wiyanto, A. (2006). Terampil Menulis pAragraf.
Jakarta: Grasindo.