Sunday, 21 May 2017

Pancasila sebagai Sistem Filsafat (Tantangan mencari kata kunci)

Senin, 15 Maret 2017

Halloooo:)
Pada pertemuan ini diawali dengan pak Rahman yang memberitahu kami untuk memperbaiki blog,  karena menurut beliau masih banyak yang tidak sesuai dengan ketentuan yang beliau berikan selain itu beliau juga memberitahu kami untuk presentasi yang kemungkinan dilaksanakan 2 minggu yang akan mendatang dengan materi yang sudah pernah beliau berikan.
Pak Rahman memberitahu bahwa penilaian presentasi itu dilihat dari bagaimana kami menyampaikan materi baik itu menghafal, sedikit sedikit lihat buku atau terus membaca. Tentunya apabila presentasinya bagus dengan menghafal atau tidak membaca maka nilai yang diberikan oleh beliau untuk kami pun akan bagus.
Selanjutnya pada pertemuan kali ini kita membahas tentang Pancasila sebagai sistem filsafat. Namun karna pak Rahman melihat kita yg terlihat bosan dan mengantuk Pak Rahman tidak menjelaskan seperti biasa karna menurutnya nanti materi yg disampaikan tidak sampai ke mahasiswa. Jadi pak Rahman mengajak mahasiswa nya untuk mencari kata kunci dari suatu paragraf yang ia berikan mengenai pancasila sebagai sistem filsafat sehingga dari situ juga mahasiswa membaca materinya. Yang dapat menemukan kata kunci dari paragraf yang diberikan akan diberikan poin oleh pak Rahman dan saat itu kami banyak banyakan poin dan reward yang diberikan yaitu bagi yang mendapat poin terbanyak tidak perlu presentasi di pekan selanjutnya dan nilai presentasinya diberi nilai A, nanti pak Rahman tinggal melihat bagaimana blog yang dibuat. Dengan seperti ini para mahasiswa pun antusias untuk menjawabnya dan terlihat lebih bersemangat.

contoh salah satu paragraf yang diberikan yaitu sebagai berikut:
"Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan bahan renungan yang menggugah kesadaran para pendiri negara, termasuk Soekarno saat menggagas ide Philosophische Grondslag. Perenungan ini mengalir ke arah upaya untuk menemukan nilai-nilai filosofis yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Perenungan yang berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila oleh PPKI, termasuk salah satu momentum untuk menemukan Pancasila sebagai sistem filsafat."

Dari paragraf tersebut pak Rahman meminta kita untuk mencari kata kunci nya dan pak Rahman menunjuk satu persatu mahasiswanya. Ada yang menjawab sistem, identitas, renungan, filsafat dsb. Kemudian ada salah satu mahasiswa menjawab "menemukan"  dan itulah kata kunci dari paragraf tersebut sehingga mahasiswa itu mendapat satu poin.

Pak Rahman memberikan beberapa paragraf, hingga akhirnya ada 5 mahasiswa termasuk saya yang dipilih pak Rahman untuk tidak perlu presentasi pada pekan selanjutnya karna ke lima ini mendapat 3 poin dan 2 poin.

  • Sekian diary saya pada pertemuan ke 8 ini... 🙌

Tuesday, 16 May 2017

Makalah Paragraf

TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA
PARAGRAF


DOSEN PENGAMPU :
Siti Ansoriah, S.Pd
DISUSUN OLEH :

Rizka Dwie Suci Wulandari/3315160775/Pendidikan Kimia




UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “ PARAGRAF “ pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW  atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.
Terima kasih kepada Ibu Siti selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas membuat makalah kepada kami semua. Terima kasih  juga kepada teman-teman yang telah banyak membantu baik dengan tenaga maupun fikiran sehingga makalah ini dapat tersusun dengan cepat.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.







Jakarta, Maret 2017


(Penulis, dkk)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................       i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................      1
A.    Latar Belakang.....................................................................................................      1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................      1
C.     Tujuan..................................................................................................................      1
D.    Manfaat................................................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................      2
A.    Pengertian Paragraf.............................................................................................      2
1.      Ciri paragraf...................................................................................................      2
2.      Fungsi paragraf..............................................................................................      3
B.     Syarat Paragraf....................................................................................................      3
1.      Kesatuan paragraf..........................................................................................      3
2.      Kepaduan Paragraf........................................................................................      3
3.      Kelengkapan Paragraf...................................................................................      3
C.     Struktur Paragraf.................................................................................................      3
D.    Jenis-jenis Paragraf..............................................................................................      4
E.     Unsur-unsur Paragaraf.........................................................................................      9
F.      Pengembangan Paragraf......................................................................................    10
1.      Pengembangan paragaraf dengan penggunaan ungkapan.............................    10
2.      Pengembangan paragaraf menurut teknik pemaparan...................................    11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................    12
A.    Kesimpulan..........................................................................................................    12
B.     Saran....................................................................................................................    12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................    13


BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf adalah bagian dalam suatu karangan yang mengandung satu gagasan pokok atau pikiran utama dan beberapa gagasan penjelas. Paragraf dapat pula diartikan sebagai suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
B.           Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian paragraf?
2.      Bagaimana struktur sebuah paragraf?
3.      Bagaimana syarat-syarat dalam pembuatan paragraf?
4.      Apa saja jenis-jenis paragraf?
5.      Bagaimana cara mengembangkan sebuah paragraf?
C.          Tujuan
1.      Mengetahui pengertian paragraf.
2.      Mengetahui bagaimana struktur paragarf.
3.      Mengetahui apa saja syarat-syarat membuat paragraf.
4.      Mengetahui jenis-jenis paragraf.
5.      Mengetahui cara mengembangkan paragraf.
D.          Manfaat
Agar kita dapat mengetahui lebih dalam apa itu paragraf, struktur paragraf, syarat-syarat membuat paragraf, cara mengembangkan paragraf dan jenis-jenis paragraf.


BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Paragraf
Apa itu paragraf? Banyak definisi tentang paragraf yang dikemukakan oleh para ahli bahasa. Widjono (2012 : 222) menjelaskan bahwa paragraph merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara terpadu,runtut,logis, dan merupakan kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, dan berstruktur. Struktur dalam konteks ini berupa struktur paragraph, meliputi kalimat topik, kalimat pendukung 1, kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, dan kalimat konklusi. Dalam paragraf, susunan kalimat terdiri dari satuan informasi yang didalamnya terdapat pikiran utama sebagai topik dan pikiran penjelas sebagai pendukung dan pengendali pengembangan topik, dan diakhiri dnegan kalimat konklusi atau kalimat penegas.
Jadi, Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai ketertarikan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut, Sebuah paragraf biasanya terdiri dari kumpulan kalimat yang berisi kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat penjelas. Bagaimana dengan paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat? Apakah bisa disebut juga sebagai paragraf?
Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukan ketuntasan atau kesempurnaan. Sebagai kesatuan gagasan suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaknya dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling terkait. Namun, sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri atas satu kalimat ini dapat berfungsi sebagai peralihan antarparagraf. Jadi, sebuah paragraf dapat terdiri dari sebuah kalimat, dua buah kalimat, atau lebih dari dua buah kalimat. Paragraf yang berisi dari banyak kalimat, seluruh kalimatnya merujuk pada satu gagasan yang sama atau masih berkaitan dengan gagasan utama.
1.      Ciri Paragraf
Widjono (2012: 222) dalam hal ini memberikan beberapa ciri paragraph, diantaranya:
a.       Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya makalah, skripsi, tesis dan disertasi. Karangan yang berbentuk lurus dan tidak bertakuk (Block Style) ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
b.      Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan akhir.
c.       Paragraf hanya berisi satu kalimat topik. Kalimat topik yang terdapat pada posisi awal dan akhir itu berisi gagasan yang sama. Kalimat topik pada akhir paragraf menegaskan gagasan kalimat topik pada posisi awal. Paragraf dengan dua kalimat topik itu dilakukan pada paragraf dengan jumlah kalimat banyak, missal 6 s.d. 10 buah kalimat.
2.      Fungsi Paragraf
Dalam sebuah bahasa tulis yang utuh, paragraf juga memiliki fungsi, yakni:
a.       Untuk menandai pembukaan atau gagasan baru;
b.      Mengekspresikan gagasan tertulis ke dalam serangkaian kalimat yang terssusun secara logis dan  terstruktur;
c.       Menandai peralihan gagasan baru;
d.      Sebagai pengembang lebih lanjut tentang ide sebelumnya;
e.       Sebagai penegasan terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu.

B.        Syarat Paragraf
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
1.      Kesatuan Paragraf
Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2.      Kepaduan Paragraf
Untuk dapat mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah kemapuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu. Bagaimana agar kalimat-kalimat dapat bertahan secara logis dan padu? Gunakan kata penghubung.
Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya ( Ninik,2009: 154).
3.      Kelengkapan Paragraf
Kelengkapan ditandai dengan ketuntasan informasi yang diperoleh pembaca setelah selesai membaca sebuah paragraf. Informasi yang disampaikan tidak menggantung.
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat topik. Ciri-ciri kalimat penjelas, yakni berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain. Kalimat penjelas juga sering memerlukan bantuan kata penghubung.

C.       Struktur Paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama. 
a.       Ciri kalimat topik :
1.      Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
2.      Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3.      Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
4.      Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
b.      Ciri kalimat pendukung :
1.      Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2.      Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3.      Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi
4.      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik
Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.      Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secara utuh dan lengkap.
2.       Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
1.      Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
2.      Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
3.      Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
4.      Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5.      Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6.      Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
7.      Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik. 

D.       Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
1.   Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
a.    Kalimat topik pada awal paragraf (Paragraf Deduktif)
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

Contoh paragraf deduktif :
"Influenza merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. Infeksi tersebuut disebabkan oleh virus parainfluenza yang menyebar melalui udara dan cairan yang keluar dari hidung dan mulut penderita. Infeksi yang terjadi dalam tubuh akan menimbulkan gejala dalam waktu 48 jam. Umumnya gejala itu, antara lain, berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, dan sakit tenggorok.
b.      Kalimat topik pada akhir paragraf (Paragraf Induktif)
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contohnya:
"Pak Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Kakao.

c.       Kalimat topik pada awal dan akhir paragraph (Paragraf Deduktif-Induktif)
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
" Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

d.      Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

e.       Kalimat topik pada pertengahan paragraf
Paragraf dengan kalimat topik berada di tengah, berarti  diawali denngan kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. Penalaran ini menggunakan pola penalaran induktif-deduktif.
Contohnya :
Apabila Anda berkunjung ke Kartasura, jangan lupa singgah di rumah makan Mbah semar. Di situ Anda akan menemukan hidangan garang asem yang rasanya “maut”. Garang asem rumah makan Mbah semar benar-benar menawarkan rasa yang sangat khas. Daging ayam kampong yang empuk terendam dalam kuah santan yang disisipi rasa pedas cabe rawit serta asam belimbing wuluh dan tomat hijau. Kuah itu terasa sangat gurih Karena sebelum dibungkus daun pisang dan dikukus, garang asemm disiram isi telur ayam. Kuah yang tercampur putih dan kuning telur menjadi kental dna terasa makin gurih.”

2.      Jenis Paragraf Menurut Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
a.       Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
b.        Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3.      Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
3.      Jenis Paragraf  Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
a.       Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
    menghantar pokok pembicaraan
    menarik minat pembaca
    menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
    Kutipan, peribahasa, anekdot
    Pentingnya pokok pembicaraan
    Pendapat atau pernyataan seseorang
    Uraian tentang pengalaman pribadi
    Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
    Sebuah pertanyaan.

b.      Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
    Mengemukakan inti persoalan
    Memberikan ilustrasi
    Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
    Meringkas paragraf sebelumnya
    Mempersiapkan dasar bagi simpulan.

c.       Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut:
    sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlalu psnjsng
    isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
    sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.





E.        Unsur-Unsur Paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya.
1.      Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.

2.      Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan  suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.

Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
·         Deduktif                     : kalimat utama diletakan di awal alinea
·         Induktif                       : kalimat utama diletakan di akhir anilea
·         Variatif                        : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
·         Deskriptif/naratif        : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea 

3.      Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas. 

4.      Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
·         Provokatif (menarik)
·         Berbentuk frase
·         Relevan (sesuai dengan isi)
·         Logis
·         Spesifik

Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung dua  unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.











F.        Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Pengembangan paragraf tentunya didasarkan pada gagasan utama dan pikiran utama. Agar gagasan sampai kepada pembaca, penulis memerlukan strategi menulis paragraf, yaitu cara dan upaya yang dapat memikat pembaca.
Pengembangan paragraf dapat dilakukan melalui dua cara, yakni dengan penggunaan ungkapan dan teknik pemaparan. Paragraf dapat dikembangkan dengan menggunakan ungkapan terbagi menjadi tujuh, yakni pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi dan klasifikasi. Pengembanngan paragraf dengan teknik pemaparan terbagi menjadi lima, yaklni naratif, deskriptif, argumentatif, ekspositoris, dan persuasif.

1.      Pengembangan paragraf dengan penggunaan ungkapan
a)      Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan, seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
b)      Perbandingan dapat menjadi salah satu cara mengembangkan paragraf. Ungkapan yang biasa digunakan, seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, ama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
c)      Mengembangkan paragraf dapat juga dengan cara analogi. Analogi merupakan bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan, yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
d)      Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
e)      Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun segi akibat. Ungkapan yang digunakan, yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
f)       Adalah, yaitu, ialah, merupakan kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda. Yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat. Jika akan menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan, dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yang dipakai.
g)         Cara klasifikasi adalah pengembangan pragraf melalui penngelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata atau ungkapan yang lazim digunakan, yaitu dibagi menjadi,digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.



2.      Pengembangan paragraf menurut teknik pemaparan
a)         Naratif. Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narassi atau paragraf narasi banyak ditemukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
b)         Deskriptif. Paragraf ini disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa saja yang tertangkap pancaindra. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dpat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
c)         Argumentatif. Teknik pemaparan paragraf yang satu ini memiliki sifat persuasi, yakni bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu haka tau objek. Hal atau objek yang dimaksud biasanya berupa pendpat atau opini suatu pernyataan atau pemberitaan. Namun, perbedaannya dengan paragraf persuasif, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis yang dlaam meyakinkan pembaca dibutuhkan kehadiran fakta-fakta.
d)         Ekspositoris. Paragraf dengan teknik pemaparan yang dilakukan secara bertahap, melalui proses, atau kronologis dalam mengembangkan paragraf. Paragraf ekspositoris biasanya dipaparkan secara matematis atau berurutan terhadap suatu hal atau objek yang dikembangkan.
e)         Persuasif. Teknik pemaparan ini dilakukan dengan cara mengajak, mengimbau, atau membujuk pembaca. Tujuan mengembangkan paragraf dengan teknik persuasif ini adalah untuk memengaruhi pembaca atau pendengar agar bersedia melakukan apa yang diminta penulis atau pembicara dengan menyajikan kelebihan yang dimiliki hal atau objek yang dibicarakan.


















BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal). Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda.
Metode atau cara pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan. Pengembangan paragraf dapat dilakukan melalui dua cara, yakni dengan penggunaan ungkapan dan teknik pemaparan. Paragraf dapat dikembangkan dengan menggunakan ungkapan terbagi menjadi tujuh, yakni pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi dan klasifikasi. Pengembanngan paragraf dnegan teknik pemaparan terbagi menjadi lima, yaklni naratif, deskriptif, argumentatif, ekspositoris, dan persuasif. Setelah mempertimbangkan faktor tersebut barulah kita memilih salah satu cara pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Di dalam mengarang,  metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
B.      Saran
Jadi, untuk membuat karangan, cerita, maupun informasi-informasi yang penting perlu menggunakan paragraf yang baik, dan disampaikan secara runtun yaitu dengan menggunakan kalimat-kalimat yang saling berhubungan. Sehingga apa yang ingin kita sampaikan bisa dimengerti oleh pembaca.




DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajar Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia. (2005). Bahasa Indonesia. Jakarta: UNJ.
Wahyu R.N, T. (2006). Bahsa Indonesia. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Wiyanto, A. (2006). Terampil Menulis pAragraf. Jakarta: Grasindo.