Pertemuan Kelima, Senin 10 April
2017
Kami melaksanakan perkuliahan di Gd.
Dewi Sartika ruang 8.14 dan terjadi sedikit keterlambatan dikarenakan masalah
non teknis. Hari ini pembelajaran kami sedikit berbeda disini kami melakukan sebuah
permainan yaitu permainan kepemimpinan dan kecerdikan. Permainan ini bertujuan
untuk melihat sosok pemimpin yang mungkin ada dikelas ini.
Pada
permainan kepemimpinan ini dibuang jauh jauh dulu soal moral. Karna soal moral
adalah soal lain, tetapi jika ingin memainkan moral disini tidak masalah
asalkan jangan gampang menjudge orang tidak bermoral jka ada yang tidak sesuai dengan
apa yang ingin dilakukan atau tidak sesuai dengan tanggapan diri sendiri.
Tujuan permainan ini yaitu ingin dilihat jiwa kepemimpinan dan kecerdikan dari
masing masing mahasiswa. Permainan ini diawali dengan membentuk 6 klompok
dengan cara berhitung. Dan hal yang diinginkan yaitu kami bergabung dengan kelompok
masing masing dengan waktu yang cepat dan berurutan serta tidak ada keributan.
Disinii dilihat kecerdikannya bagaimana cara nya untuk bekerjasama dalam sunyi
dan dapat dilihat kepemimpinan nya ketika ada orang yang ingin memimpin agar
kondisi ini berjalan baik. Saat itu kami tidak berhasil karna cara berkumpul
tidak berurutan. Dari sini sebenarnya diharapkan ada salah satu orang yang memimpin
untuk mengatur agar dapat berkumpul dengan kelompoknya secara berurutan.
Misalnya salah satu dari kami mahasiswa ada yang mengatur tempat berkumpulnya misal
disini 1 2 3 disana 456. Seperti itu jauh lebih efektif dan tidak berisik dan
dapat dilihat siapa yg bisa memimpin.
Selanjutnya
kami diminta untuk duduk berlingkar dengan kelompok masing-masing. Dan kami
akan memilih siapa yang akan menjadi ketua dimasing-masing kelompok. Dan permainan
inti pun akan dimulai, disini pak Abdul akan memaparkan 4 pernyataan atau kasus
yang sedang terjadi.
"Seorang Pemimpin”
Pemimpin
berarti orang yang memimpin. Sebagai seorang pemimpin haruslah orang yang
bertanggung jawab dan bijaksana serta adil dalam mengambil suatu keputusan.
Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Pemimpin juga
membutuhkan rekan yang dapat bekerja sama dengan baik. Namun, akanlah merasa
kecewa ketika ada yang mengkhianati dimana ketika kita telah percaya tetapi ternyata
ada yang menusuk dari belakang. Seolah baik baik saja namun ternyata berada di
dalam lingkungan orang yang berkhianat.
Di setiap
kelompok tadi memiliki seorang ketua. Dan ketua disini yaitu sebagai gubernur.
Di setiap gubernur ini harus memberikan pernyataan setuju dan tidak setuju
terhadap sebuah pernyataan atau kasus yang disampaikan oleh pak Abdul yang
sebagai Presiden.Di setiap pilihan ini terdapat keuntungan dan kerugian masing
masing. Keberhasilan dari permainan ini yaitu ditandai dengan kelompok yang
memperoleh nilai tertinggi. Disini diperbolehkan adanya diskusi antar gubernur.
Di setiap keputusan memiliki poin yang berbeda-beda dan ini sesuai dari semua
kelompok yang akan memilih jawaban apa yang disampaikan. poin sebagai berikut:
6x
|
-1000
|
5x
|
+100
|
1y
|
-800
|
4x
|
+200
|
2y
|
-400
|
3x
|
+300
|
3y
|
-300
|
2x
|
+400
|
4y
|
-200
|
1x
|
+1000
|
5y
|
-100
|
6y
|
+500
|
X merupakan symbol dari jawaban
tidak setuju dan Y addalah symbol untuk jawaban setuju
Dilihat dari penilaian tersebut kita
akan mendapat poin tertinggi apabila hanya satu gubernur yang tidak setuju dan
poin terendah didapat apabila seluruh gubernur tidak setuju dengan pernyataan
presiden.
Mungkin jika ada yang menyadari bahwa dari poin diatas kita akan mendapatkan poin plus ketika kita memilih tidak setuju. Namun ketika semua kelompok memilih tidak setuju yang didapatkan adalah -1000. Disini sebenarnya dapat dilihat mana yang hanya ingin menguntungkan diri sendiri dan kelompoknya saja. Dengan diperbolehkannya diskusi sebenarnya kita dapat menyepakati bahwa semua kelompok memilih untuk setuju yang mana akan menguntungkan semua kelompok yaitu akan mendapat +500 untuk masing-masing kelompok. Namun karena adanya pihak lain yang memberi iming-iming bahwa ketika ada yang memilih untuk tidak setuju maka kelompoknya akan mendapat poin plus ada saja yang lebih memilih untuk berkhianat atas hasil diskusi yang disepakati hanya karna mementingkan diri sendiri dan kelompoknya. Pada posisi sebagai pemimpin jangan lah langsung kecewa dan menyerah untuk mendapatkan keputusan yang dapat diterima oleh semua pihak dan menguntukan, disini seorang pemimpin dapat melakukan sebuah pendekatan untuk melakukan diskusi kembali yang hasilnya benar-benar dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah disepakati pada saat diskusi.
Pada akhirnya, sampai pernyataan ke empat
tidak ada kelompok yang berhasil untuk menyelesaikan permainan ini karena tidak
tercapainya sebuah kesepakatan antar gubernur/ketua kelompok.
Dari
permainan ini kita mendapat sebuah gambaran yang terjadi di antara para
penguasa disana. Dimana tidak adanya kesepakatan yang benar benar dijalankan
oleh semuanya dan tidak konsisten atau bertanggung jawab atas pernyataan yang telah disepakatinya.
Ketika dalam forum diskusi semua berkata “A” namun dalam pelaksanaan ada saja
yang tidak menghormati hasil diskusi yang ada, karna adanya iming-iming dari
pihak yang hanya mementingkan dirinya sendiri sehingga orang itu berkhianat atas
hasil diskusi. Tanpa disadari, yang mahasiswa lakukan saat melakukan permainan
ini yaitu mereka melakukan hal yang
sebagaimana dilakukan oleh para penguasa disana.
Sebagai
seorang pemimpin disini kita harus tegas dan bertanggung jawab atas hasil
diskusi yang telah disepakati. Kita harus dapat meyakini bahwa hasil ini
merupakan hasil yang dapat menguntungkan bagi semua pihak dan ini merupakan
hasil yang terbaik yang harus dilaksanakan. Karena ketika salah satu ada yang
berkhianat maka akan ada pihak yang akan dirugikan.
“Yang dibutuhkan oleh seorang Pemimpin adalah
Konsistensi, Fokus, dan Tanggung Jawab” –Agung Laksono